Minggu, 12 Februari 2012
Sekilas Ilmu Ortodonti (Keahlian merapihkan gigi dan menserasikan bentuk wajah)
Penulis:
Eka Erwansyah,
Dokter Gigi Spesialis Ortodonti.
Mendapatkan Senyum Menawan MelaluiPerawatan Ortodonti
“....Perawatan yang terbaik buat pasien tidak lagi berdasarkan keputusan Ortodontis sendiri, tetapi melibatkan pasien dan orang tuanya....”
Tujuan perawatan ortodonti adalah memperbaiki susunan dan kedudukan gigi-geligi untuk mendapatkan hubungan gigi-geligi (fungsi oklusi) yang stabil, perbaikan pengunyahan, keseimbangan otot dan keserasian estetika wajah yang harmonis. Secara umum perawatan ortodonti bertujuan memperbaiki kehidupan pasien dengan mengatasi kesulitan psikososial yang berhubungan dengan penampilan wajah dan gigi.
Penampilan wajah dan daya tarik seseorang dapat berpengaruh pada berbagai aspek personal, profesional dan kehidupan sosialnya. Kesadaran terhadap penampilan wajah dan daya tarik seseorang berpengaruh pada meningkatnya permintaan perawatan ortodonti.
Gambar 1. Foto sebelum dan setelah perawatan. Perubahan profil wajah merupakan alasan yang sering diharapkan pasien dari perawatan ortodonti.
Keberhasilan perawatan ortodonti sangat ditentukan oleh diagnosis, rencana perawatan, dan mekanoterapi yang tepat. Pengertian diagnosis adalah mempelajari dan menyimpulkan data mengenai problem klinis dengan tujuan menentukan ada/tidaknya keadaan abnormal. Diagnosis ortodonti berbeda dengan diagnosis medis lainnya. Diagnosis medis berhubungan dengan hal-hal yang bersifat patologis/penyakit, sedangkan diagnosis ortodonti berhubungan dengan kelainan yang berhubungan dengan hal-hal menyangkut gigi, rahang dan wajah (dentofasial), terutama kelainan dalam hubungan gigi geligi rahang atas dan rahang bawah (maloklusi).
Untuk menetapkan diagnosis diperlukan pengumpulan data yang cermat mengenai pasien tersebut serta dilakukan seleksi kasus secara menyeluruh sehingga diperoleh daftar masalah ortodonti. Pemeriksaan-pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis meliputi identitas pasien, anamnesis, pemeriksaan klinis (ekstra oral dan intra oral), pemeriksaan radiografis, analisis sefalometri (lateral dan frontal), analisis model cetakan gigi, dan idealnya disertai analisis fotografi dan analisis fungsional.
Perlu diingat bahwa menetapkan diagnosis dan rencana perawatan melalui proses yang sama, namun prosedur dan tujuannya berbeda. Pengumpulan data dan penyusunan daftar masalah untuk mendapatkan kebenaran yang bersifat ilmiah. Pada tahap ini hendaknya tidak boleh memasukan pendapat atau keputusan pribadi, sebaliknya pada situasi tersebut diperlukan penilaian berdasarkan fakta. Dilain pihak rencana perawatan tujuannya tidak memiliki kebenaran secara ilmiah, tetapi merupakan kebijakan ortodontis. Rencana perawatan yang bijak yang dilakukan oleh ortodontis akan sangat menguntungkan pasien. Dengan alasan ini tidak disangkal lagi bahwa rencana perawatan merupakan suatu bentuk seni. Dalam mengambil kebijakan, ortodontis diharapkan mampu menentukan prioritas masalah dan membuat kemungkinan-kemungkinan perawatan alternatif. Pemilihan perawatan yang tepat, tentu dapat terjadi jika diagnosisnya tepat dan jika disadari bahwa rencana perawatan merupakan suatu proses interaktif dimana pasien dilibatkan dalam proses membuat keputusan.
Pada saat identifkasi dan prioritas masalah ortodonti pasien, dapat ditentukan 4 hal yang harus dihadapi dalam menentukan rencana perawatan yang optimal, yaitu : 1) Waktu perawatan, 2) Tingkat kerumitan perawatan, 3) Perkiraan keberhasilan perawatan yang diperoleh, dan 4) Memperhatikan tujuan dan keinginan pasien (orang tua pasien) yang dirawat ortodonti.
Pada akhirnya suatu rencana perawatan harus merupakan proses interaktif. Perawatan yang terbaik buat pasien tidak lagi berdasarkan keputusan ortodontis sendiri, tetapi melibatkan pasien dan orang tuanya. Secara etika pasien berhak untuk mengontrol apa yang terjadi pada perawatan mereka. Keberhasilan dan kemungkinan kegagalan perawatan juga perlu dibicarakan dengan pasien, oleh karena itu perlu penandatangan informed corncern atau persetujuan perawatan.
Dalam penyusunan rencana perawatan, terdapat begitu banyak pertanyaan yang akan timbul ketika seorang ortodontis akan menyusun rencana perawatan sesuai kasus yang diderita pasien. Berikut ini sekilas daftar pertanyaan yang mungkin saja akan dihadapi oleh ortodontis.
- Apakah si pasien hanya menginginkan koreksi susunan atau kedudukan gigi ?
- Apakah pasien menginginkan perubahan bentuk wajahnya ?
- Jika perubahan bentuk wajah diinginkan, apakah kelainan bentuk itu bersifat dental (penyebabnya gigi) atau skeletal (penyebabnya tulang rahang atas dan atau rahang bawah)?
- Jika penyebabnya skeletal, apakah pasien dalam usia tumbuh kembang sehingga dapat dilakukan modifikasi pertumbuhan rahang ?
- Jika sudah melewati usia tumbuh kembang, apakah pasien setuju untuk dilakukan perawatan kompromi ?
- Bahkan jika kelainan bentuk tersebut terlalu parah, apakah pasien bersedia menjalani perawatan kombinasi yaitu perawatan ortodonti dan bedah rahang ?
Pemeriksaan Dalam Mulut (Intra Oral)
Pemeriksaan dalam rongga mulut meliputi aspek-aspek yang sangat penting dan mempengaruhi hasil perawatan. Aspek-aspek tersebut adalah: 1) Keadaan gigi-geligi; 2) Kelainan posisi gigi; 3) Kebersihan mulut; 4) Gusi; 5) Frenulum labial; 6) Lidah; 7) Jaringan Lunak langit-langit (mukosa palatal); 8) Tonsil (amandel); 9) Garis tengah (median); 10) Jarak gigit vertikal; 11) Jarak gigit horisontal; 12) Gigitan silang; 13) Celah antar gigi (diastema); 14) Kurva Spee
Gambar 2. Berbagai kondisi dalam rongga mulut didokumentasikan untuk keperluan pemeriksaan kasus dan evaluasi kemajuan dan hasil perawatan.
Pemeriksaan Radiografi (Foto Ronsen)
Pemeriksaan foto ronsen yang paling sering dilakukan adalah pemeriksaan pada foto ronsen panoramik. Kegunaan pemeriksaan foto ronsen panoramik adalah:
1. Melihat hubungan antara gigi-gigi pada satu rahang dan hubungan gigi-gigi rahang atas dengan rahang bawah
2. Melihat tahap perkembangan gigi tetap dan resorbsi akar gigi sulung. Informasi perkembangan gigi diperlukan untuk memberikan informasi mengenai perkembangan oklusi gigi dan waktu yang tepat untuk perawatan.
3. Melihat ada tidaknya kelainan patologis
Gambar 3. Foto panoramik dari seorang pasien dewasa. Nampak beberapa gigi susu masih ada, beberapa gigi permanen tidak ada benih gigi, posisi gigi geraham bungsu rahang bawah tidak normal.
Pemeriksaan panoramik sangat membantu untuk menilai apakah suatu prosedur dental diperlukan sebagai langkah awal sebelum melakukan perawatan ortodontik. Berbagai struktur abnormal dapat ditemukan dalam pemeriksaan ini.
Analisis Sefalometri
Analisis sefalometri terbagi dalam pemeriksaan sefalometri lateral dan frontal. Adapun kegunaan pemeriksaan sefalometri adalah untuk : 1) Mempelajari pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial; 2) Mendiagnosis kelainan kraniofasial; 3) Mempelajari profil wajah; 4) Merencanakan perawatan ortodonti; 5) Evaluasi hasil perawatan ortodonti; 6) Merencanakan dan mengevaluasi hasil perawatan bedah ortognati; 7) Analisis fungsi sendi rahang; dan 8) Untuk tujuan penelitian.
ANALISA FOTOGRAFI
Fotografi profil (pandangan samping) dan frontal (pandangan depan) dilakukan untuk menganalisis hubungan antara jaringan keras di sekitar wajah dengan kontur jaringan lunak. Analisis profil dapat menjadi bahan pertimbangan apakah pasien akan dilakukan prosedur pencabutan gigi atau tidak. Analisis frontal memberikan informasi wajah yang simetris atau tidak. Pada keadaan wajah yang tidak simetris, akan menjadi bahan pertimbangan apakah akan dikoreksi hanya secara ortodonti, atau perlu kombinasi dengan pembedahan.
Gambar 5. A dan B menunjukkan foto dan sketsa wajah yang tidak simetris. Gambar C menunjukkan titik-titik yang digunakan dalam melakukan analisa profil.
ANALISIS MODEL CETAKAN GIGI
Model cetakan gigi merupakan salah satu sumber informasi terpenting dalam perawatan ortodonti. Hasil cetakan gigi yang baik harus memperlihatkan susunan geligi dan daerah akar gigi setinggi mungkin. Dari cetakan ini dapat dipelajari bentuk lengkung rahang dan lengkung gigi, simetris/asimetris lengkung, posisi/malposisi setiap gigi, bentuk dan kedalaman langit-langit, bentuk dan ukuran gigi, dsb. Dalam keadaan oklusi (digigitkan), dapat menentukan klasifikasi maloklusi, hubungan garis median rahang atas rahang bawah, dll.
Beberapa informasi yang paling dibutuhkan dari model cetakan gigi dalam menentukan rencana perawatan ortodonti adalah :
1. Analisis kesesuaian lengkung gigi terhadap lengkung rahang (Arch Lenght Discrepancy)
2. Analisis perbandingan ukuran gigi rahang atas rahang bawah (Analisis Bolton)
3. Analisis apakah rahang mengalami pelebaran atau penyempitan (Analisis Howes)
4. Analisis perlu tidaknya melakukan pencabutan (Analisis Pont)
5. Analisis gigi campuran (salah satunya analisis Moyers)
Analisis dengan Komputer
Analisis model cetakan gigi dan analisis sefalometri secara manual sudah mulai ditinggalkan. Dewasa ini, analisis ini telah dapat dilakukan dengan bantuan perangkat komputer. Pekerjaan menjadi lebih mudah, hasilnya pun lebih akurat karena faktor kesalahan manusia dapat dikurangi.
Hasil PERAWATAN Yang Diharapkan
Dengan pemeriksaan kasus yang cermat, diagnosa yang tepat serta rencana perawatan yang akurat maka hasil perawatan yang maksimal dapat diharapkan.
Gambar 8. Hasil perawatan dari pasien yang sama pada Gambar 1 dan 2.
Semoga pembahasan singkat ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih luas kepada para praktisi ortodonti dan masyarakat umum yang membutuhkan perawatan ortodonti baik bagi dirinya sendiri maupun bagi keluarganya.
Penulis:
Eka Erwansyah
Spesialis Ortodonti
Dosen Bagian Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Hasanuddin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku Tamu
Diberdayakan oleh Blogger.
7 komentar:
Saya punya program analisa sefalometri, yang bisa digunakan pada komputer atau laptop. More info, bisa email ke saya : andrian1208@gmail.com ... thanks
Salam kenal.
Nama saya aliya. Usia saya 29 tahun. Saya mau berbagi pengalaman sekaligus berharap mendapatkan pencerahan. Kebetulan saya menggunakan kawat gigi dan penggunaan ini sudah lebih dari 5 tahun. Awal saya menggunakan dikarenakan gigi saya yang tidak rapih dan bentuk rahang bawah saya lebih maju dari yang atas. Akhirnya dokter menyarankan saya menggunakan kawat gigi. Jalan tahun kedua saya memutuskan untuk pindah keluar kota. Dan akhirnya saya berganti dokter. Singkat cerita dokter saya yang sekarang ini adalah dokter ketiga. Dan setelah sekian lama gigi saya pun sudah rapih, rahang bawah saya pun sudah mundur. Tetapi sayangnya bentuk wajah saya jadi terlihat miring. Bentuk rahang yang terlihat jelas pada rahang bawah kanan lebih condong keluar dibanding yang kiri. Jujur saja waktu diawal saya benar2 tidak mengetahui hal apapun mengenai orthodontic. Dokter yang pertama pun tidak melakukan diagnosis yang lengkap. Dokter tidak melakukan foto x-ray. Jujur sampai detik ini saya tidak mengetahui jelas penyebabnya mengapa jadi seperti ini karena dokter saya yang sekarang dan sebelumnya mengatakan saya harus melakukan operasi untuk memperbaiki bentuk wajah saya. Maaf sebelumnya atas komentar saya yang panjang. Apabila bapak berminat untuk membalas komentar saya dimohon untuk mengirimkan email ke saya alya.may19@gmail.com. Terima kasih sebelumnya.
halo.. mungkin saja trjadi kelainan sendi rahang yg myebabkan rahang miring (deviasi ke kanan / kiri)
untuk prwatan selanjutny dapat konsultasi ke dokter gigi spesialis bedah mulut
semoga membantu :)
Salam Dok. Sy boleh nanya saran untuk konsultasi gigi di daerah mks. Thanks
Salam Dok. Sy boleh nanya saran untuk konsultasi gigi di daerah mks. Thanks
Salam dok. Saya mau bertanya kalau mau orto kirakira kisaran berapa?
Harga pasang behel berpa dok?
Posting Komentar